Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan bahwa Hari Disabilitas Internasional diperingati pada 3 Desember setiap tahunnya. Hal ini tidak hanya untuk menyadarkan kepada masyarakat tentang keberadaan disabilitas, namun juga menjadi upaya penghapusan stigma terhadap penyandang disabilitas dan memberikan dukungan kepada mereka agar tercapainy peningkatan kemampuan dan kesejahteraan. Oleh karena itu, tema yang dimunculkan tidak lepas dari “Promoting The Participation of Persons with Disabilities and Their Leadership: Taking Action on The 2030 Development Agenda”. Tema ini ditindaklanjuti secara nasional dengan mengembangkan semangat “Indonesia Inklusi, Disabilitas Unggul”.
Tahun ini pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah menyusun dan meluncurkan Peta Jalan Sistem Layanan Kesehatan Inklusif bagi Penyandang Disabilitas 2020-2024. Hal ini diharapkan menjadi tujukan dan pedoman kebijakan bagi jajaran kesehatan baik di tingkat daerah ataupun nasional untuk mewujudkan sistem dan layanan yang aksesibel, berkualitas, mengharagi martabat, dan memberdayakan penyandang disabilitas. Selain itu, terdapat pula upaya Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) untuk memberdayakan penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan. Segala bentuk upaya ini tentu juga membutuhkan dukungan, bantuan, serta partisipasi dari masyarakat sehingga Indonesia inklusi mampu diwujudkan.
Tim Peduly pada sebuah kesempatan juga bertemu kembali dengan Hanza, anak laki-laki berusia 12 tahun yang menjadi penyandang disabilitas sejak lahir. Ya, ini merupakan penyaluran kedua kepada cucu Soewarno dan Siti Fatimah tersebut. Sebelumnya, Tim Peduly sempat menyalurkan donasi yang berbuah manis sehingga Hanza mendapatkan kursi roda baru yang membantu mobilitasnya dalam bermain ataupun melakukan aktivitas lainnya. Nah, yuk manfaatkan momen di Hari Disabilitas Internasional ini untuk berbagi. Kamu juga bisa memulai kampanye donasi dan galang dana melalui platform kami, www.peduly.com. Salam kebaikan!
Leave a Reply