Apakah kalian pernah mendengar tentang stunting? Istilah ini merujuk pada permasalahan gizi kronis pada anak sehingga tinggi badan anak lebih pendek dibanding teman-teman seusianya. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua orang pendek merupakan penderita stunting. Hal ini tidak lepas dari kurva pertumbuhan World Health Organization (WHO) yang menjadi acuan. Yuk, simak ulasan berikut untuk mengetahui faktanya lebih lanjut!
- Berdasarkan data WHO, tercatat 178 anak di bawah usia lima tahu mengalami hambatan dalam pertumbuhannya karena stunting. Indonesia sendiri berada di urutan kelima dengan jumlah anak terbanyak dengan kondisi stunting.
- Nah, yang perlu menjadi perhatian selanjutnya adalah bahwa stunting dimulai dengan kurangnya asupan gizi dan nutrisi selama 1000 hari kehidupan pertama terutama kebutuhan protein. Inilah alasan kemudian mengapa seorang ibu harus memperhatikan pola makan demi sang anak yang ada di dalam kandungan bahkan ketika memasuki usia menyusui. Stunting juga bisa diakibatkan karena faktor lain seperti anak yang terkena infeksi. Jadi jangan lupa juga untuk selalu memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar, yaa..
- Stunting bukan hanya persoalan tinggi badan anak. Hal ini dikarenakan, adanya gejala-gejala lain yang mengikuti.baik dari segi kognitif ataupun fungsional. Misalnya penurunan tingkat kecerdasan dan hambatan lain dalam kegiatan belajar-mengajar bahkan gangguan dalam berbicara.
- Namun, stunting tetap dapat dicegah. Hal ini tentunya dimulai dari pola perilaku hidup sehat para orang tua. Selain itu, dalam masa kehamilannya, seorang ibu harus memenuhi kebutuhan nutrisi dari calon anaknya. Pemberian ASI secara eksklusif juga menjadi cara untuk mencegah terjadinya stunting pada anak. Ibu sehat tentu memperbesar peluang kelahiran anak yang sehat pula. Maka, jangan asal suka memilih makanan ya bunda..
Leave a Reply