Senyum lebar menyapa team Peduly ketika berkunjung ke kos sempit didaerah Terminal Joyoboyo. Tampak pria tua yang sudah beruban disertai gigi yang sudah ompong mempersilakan kami untuk masuk kekediamannya. Namanya adalah Hosama, pemulung yang mempunyai keterbatasan fisik kelumpuhan. Pria yang akrab dipanggil Pak Hos saat ini berprofesi sebagai pemulung disekitar Terminal Joyoboyo. Pak Hos mempunyai kesulitan dalam berjalan akibat penyakit lumpuh yang dideritanya saat ia masih bekerja sebagai tukang becak dulu. Saat ini dalam kesehariaanya Pak Hos hanya ditemani istri tercintanya.

Awal mula perjalanan Pak Hos merantau di Surabaya berawal dari tahun 1978. Pria kelahiran Sumenep ini berusaha mencari asa di Kota Surabaya untuk mempunyai kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Pak Hos awal mulanya bekerja sebagai pedagang es teh di Terminal Joyoboyo. Tiap hari ia berusaha menjajakan es teh dagangannya dari bis ke bis lain. Dengan pekerjaan yang lumayan berat, Pak Hos berusaha mencari alternatif lain. Bermodalkan uang Rp.250.000 ia membeli sebuah becak yang akan menjadi sarana untuk mencari nafkah.
Siapa sangka profesinya sebagai tukang becak membawa ia menderita penyakit yang merenggut alat gerak tubuhnya. Pada saat menjadi tukang becak, Pak Hos mendapatkan penumpang disaat hujan lebat yang mengguyur saat itu. Sepulang ia mengantarkan penumpang ke tempat tujuannya, Pak Hos berencana untuk pulang. Walaupun hujan semakin lebat dan banjir sudah menggenang, Pak Hos tetap memaksa mengayuh becaknya. Didalam kayuhan becaknya, Pak Hos tiba-tiba mengalami sensasi dingin menusuk ke seluruh bagian tubuhnya. Mati rasa, itulah yang dirasakan Pak Hos saat itu. Kaki dan tangannya tidak bisa digerakan lagi.
Dengan keterbatasan biaya yang ada, Pak Hos berusaha mengobati penyakitnya sedikit demi sedikit. Berbekal madu asli dan degan ijo yang ia minum tiap hari, Pak Hos saat ini akhirnya dapat menggerakan bagian tubuhnya walaupun masih tidak sempurna. Tak ingin menjadi beban, Pak Hos sekarang berprofesi sebagai pemulung untuk menyambung hidupnya. Dengan penghasilan Rp.25.000 perhari, Pak Hos berusaha untuk mencukupi semua kebutuhannya.
Pak Hos perlu uluran tangan dari kita. Kami sebagai platform crowdfunding ingin membantu Pak Hos untuk sembuh dan mendapatkan hidup yang sejatahtera dimasa tuanya. Ayo sisihkan rezekimu untuk membantu Pak Hos dan berbagi kebaikan bersama Peduly !
Leave a Reply