Donasi di Peduly bisa mulai Rp100 rupiah lho!

Patut Dicoba, Gaya Hidup Penuh Kebaikan Ala Milenial

Di Indonesia, pemuda merupakan kekuatan yang dimiliki negara. Sebagai sumber daya manusia, pemuda menjadi kunci keberlanjutan masa depan bangsa. Berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2018, jumlah pemuda di Indonesia mencapai 63, 82 juta lho! Sebagian besar (lebih dari setengah) diantaranya terpusat di Jawa. Pemuda masa kini dikenal dengan para milenial. Meskipun beberapa ahli memperdebatkan siapa sesungguhnya milenial merujuk pada tahun kelahiran tertentu, namun Indonesia kini berada pada titik dimana  pemuda mulai menjalankan roda-roda perekonomian dan pemerintahan. Yuk, intip sedikit beberapa aktivitas dan gaya hidup ala milenial yang ternyata berdampak baik bagi lingkungan sekitar!

Cardless & Paperless

Dengan kemunculan berbagai aplikasi dan dompet digital, kecenderungan alat tukar saat ini telah bergeser dari ATM menjadi OVO, Dana, Gopay, dan sebagainya. Ya, kemajuan teknologi mendorong hampir semua hal untuk turut serta dalam digitalisasi. Bukan hanya alat pembayaran, pendidikan juga kini cenderung memanfaatkan teknologi internet untuk mengerjakan dan mengumpulkan tugas. Hal ini tentu menjadi kabar baik, mengingat kertas yang digunakan berasal dari tebangan pohon-pohon di hutan. Dengan demikian, cardless dan paperless dapat mengurangi dan mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut.

Sustainable Living Support

Sadarkah kalian? Di sekitar kita semakin marak ditemui orang-orang yang tidak lagi menggunakan sedotan plastik sekali pakai. Selain itu, tidak jarang ditemui orang-orang yang mulai memutuskan untuk mencoba pola makan vegan dan vegetarian. Banyak pula komunitas yang menyarakan kampanye-kampanye mencintai lingkungan, mulai dari zero waste, save earth, hingga meatless meals. Disadari atau tidak, beberapa gaya hidup di atas mendorong terciptanya kehidupan yang berkelanjutan.

Donation

Milenial banyak digosipkan tidak pandai mengatur keuangan. Hal ini bukan berarti menganggap remeh generasi milenial. Apakah kalian tahu? Berdasarkan survey yang dihimpun oleh Litbang Kompas pada Januari 2019, menunjukkan bahwa 35,4% Generasi Z dan milenial muda (17-30 tahun) pernah memberikan donasi/sumbangan. Angka ini cukup tinggi apabila dibandingkan dengan generasi lain seperti Baby Boomers dan (25,2%) dan X (23,1%). Nah tentu milenial perlu mewadahi ‘hobi’ ini dalam  sebuah portal-portal kebaikan yang kini juga telah terdigitalisasi, termasuk melalui Peduly!

Digital Worker

Milenial kini juga dapat melakukan pekerjaannya dari rumah atau tempat maisng-masing yang tidak terintegrasi pada satu bangunan selayaknya kantor. Hal ini dikarenakan, perkembangan teknologi menuntut perubahan mendasar dimana semua dapat disatukan melalui jaringan internet yang ada. Selebihnya tinggal terdapat dua pilihan, akankah kemudahan ini justru membuat milenial ‘mabuk’ bekerja atau justru memungkinkan pembangian waktu yang lebih seimbang dengan kepentingan lainnya.

Sintya Chalifia Azizah
Menulis merupakan langkah untuk merendahkan hati agar tidak bengis, menyisakan kebenaran entah dengan menangis atau meringis, dan secercah wujud kepedulian yang empiris.