Donasi di Peduly bisa mulai Rp100 rupiah lho!

Perjuangan Anak-Anak Hebat dalam Menempuh Pendidikan Di Tengah Keterbatasan. Patut Dihargai Nih!

Senyum tulus adik-adik yang semangat menuntut ilmu

Pendidikan di Indonesia sampai pada detik ini masih saja diwarnai oleh ketidaksetaraan. Banyak sekolah-sekolah utamanya di wilayah 3T (tertinggal, terluar, terdepan) yang memaksa para siswa untuk belajar di tengah-tengah ketidaklayakan bangunan. Berbeda dengan di kota, dimana para siswa akan dengan mudah untuk menempuh perjalanan ke sekolah, sedangkan para siswa yang berada di wilayah terpencil harus melakukan usaha ekstra untuk bisa sampai ke sekolah mereka.

Tulisan ini akan memaparkan kisah inspiratif para siswa di daerah tertinggal yang masih semangat bersekolah meskipun jalan yang mereka lalui tidak mudah dan bangunan sekolah yang mereka tempati jauh dari kata nyaman. Perlu kamu simak agar mata hatimu terbuka untuk membantu mereka.

Perjuangan yang tidak mudah untuk ke sekolah tidak menyurutkan niat para siswa hebat ini

1. Perjuangan Siswa SDN 1 Campoan

Perjuangan siswa SD Negeri 1 Campoan yang terletak di Desa Campoan, Kecamatan Mlandingan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur ini patut untuk diacungi jempol. Pasalnya, para siswa SD ini harus menempuh medan yang tak mudah untuk sampai di tempat belajar mereka. Dilansir di Republika.co.id, para siswa tersebut dengan rasa terpaksa rela menyebrangi sungai yang arusnya deras dengan lebar 10 meter.

Menyebrangi sungai adalah rute tercepat agar sampai ke sekolah, sedangkan apabila tidak ingin menyebrangi sungai, para siswa tersebut harus melewati jalan dan tentunya dengan jarak yang jauh sekitar 3 kilometer.

Sebelumnya, para siswa ini melewati jembatan yang terpasang diatas sungai, tetapi akibat banjir bandang pada tahun 2015 menyebabkan jembatan tersebut rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Kemudian, warga sekitar berinisiatif untuk membangun jembatan dari bambu namun jembatan tersebut berkali-kali hanyut akibat terjangan banjir. Mulai saat itulah para siswa hebat ini terpaksa harus berbasah-basahan dan memakai sendal jepit untuk menyebrangi sungai. Perjuangan yang sangat berat!

Rela menyebrangi jembatan demi sampai ke sekolah merupakan perjuangan yang tidak mudah
Sumber: pexels.com

2. Siswa SD Pemberani di Sulawesi Selatan

Hampir sama dengan kisah yang pertama, siswa SD dari Desa Suka Maju, Kecamatan Tellu Limpoe, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan ini juga harus rela menyebrangi sungai demi sampai ke sekolah mereka. Sebelum melintasi sungai, para siswa SD ini memasukkan seragam sekolah, sepatu dan buku-buku mereka ke dalam kantong plastik agar tidak basah karena air sungai. Mereka menyebrangi sungai dengan cara berenang.

Tak jarang, orang tua mereka merasa khawatir atas perjuangan anak-anak untuk sampai ke sekolah tercinta. Hal ini tentu saja membahayakan kesehatan dan keselamatan para siswa. Apabila mereka setiap hari harus berenang ketika pulang pergi sekolah maka bisa jadi membuat mereka lelah dan akibatnya mudah sakit. Belum lagi ancaman arus deras sungai yang sewaktu-waktu bisa menyebabkan tubuh mungil para siswa terseret arus. Patut diacungi jempol nih usaha kerasnya.

Setiap hari harus berbasah-basahan demi sampai sekolah
Sumber: google image

3. Rela Berjalan Di Atas Tali Baja Demi Menimba Ilmu

Mungkin siswa SD di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan ini rela mempertaruhkan keselamatannya demi mendapatkan ilmu di sekolahnya. Buktinya, puluhan siswa SD ini rela meniti seutas tali baja untuk sampai ke sekolah. Awalnya, mereka melewati sungai dengan adanya jembatan gantung. Tetapi jembatan tersebut kini sudah rusak akibat banjir.

Para siswa SD meniti tali baja dengan hati-hati, tangan harus berpegang kuat pada satu tali baja dan kaki mereka harus melangkah perlahan bila tak mau terjatuh ke sungai yang ada di bawah mereka.

Tentu ada alternatif jalan lain jika ingin sampai di sekolah yaitu dengan cara memutar yang memakan jarak tempuh 20 kilometer untuk sampai sekolah mereka. Karena kesulitan akses jalan ini menyebabkan sekitar 50 siswa berhenti berjuang untuk menuntut ilmu karena takut ketika akan menyebrangi jembatan yang berbahaya tersebut.

Perjalanan menegangkan ketika akan sekolah
Sumber: google image

4. Sulitnya Akses Pendidikan Tak Menyurutkan Niat Siswa Ini

Tak jauh berbeda dengan cerita-cerita sebelumnya. Para siswa di Desa Bonto Matinggi, dimana para siswa di sekolah tersebut harus rela berenang melewati sungai untuk sampai di sekolah mereka. Selain itu, ada pula siswa di desa yang berbeda yang harus rela belajar di kolong rumah bekas kandang ternak. Ada pula siswa yang harus belajar di ruangan sekolah yang rusak dan terancam ditutup karena tidak ada tenaga pengajar. Memang terdengar sangat miris, tetapi memang pada kenyataannya beberapa desa yaitu Desa Bonto Matinggi, Bonto Manurung, dan Bonto Somba, Sulawesi Selatan ini tak bisa menikmati pembangunan.

Sekolah yang terletak di kolong bekas ternak hanya memiliki 1 guru dengan jam belajar yang tidak menentu. Tak jarang anak-anak di wilayah tersebut terpaksa putus sekolah karena berbagai kendala, mulai dari akses hingga biaya. Akhir-akhir ini, wilayah tersebut banyak dikunjungi para relawan untuk mengajar maupun menggalang dana yang akan digunakan untuk membantu para warga.

Kondisi sekolah yang kurang layak tidak mengurangi semangat para siswa ini
Sumber: google image

5. Anak Ujung Kulon Dengan Semangat yang Membara

Semangat para siswa di perkampungan Rancecet Ranca Pinang Ujung Kulon demi memperoleh pengetahuan patut di apresiasi. Mereka rela berjalan jauh dan berlumpur ketika musim hujan untuk sampai ke sekolah mereka. Jarak tempuh yang jauh mengharuskan mereka untuk berangkat dini hari dan pulang pada waktu senja. Perjalanan yang jauh tentu menguras tenaga sehingga mereka pun membawa bekal nasi setiap harinya.

Ada pula para siswa yang terpaksa harus putus sekolah karena kendala akses dan biaya. Mereka memilih untuk membantu orang tuanya bekerja meskipun belum cukup umur untuk bekerja.

Karena itulah, relawan Tanmia Foundation tergerak hatinya untuk berbagi senyuman dengan adik-adik disana. Relawan tersebut membantu mengajar di sekolah-sekolah untuk berbagi ilmu. Keren sekali.

Senyum bahagia ditengah-tengah sulitnya akses pendidikan mereka

Kisah-kisah tersebut sangat menginspirasi ya? Apakah kamu juga terinspirasi dengan semangat para siswa tersebu? Ini bisa menjadi pelajaran untuk kita semua bahwa apapun keterbatasan tidak menjadi alasan kita menyerah, justru kita harus semakin semangat untuk mencapai apa yang menjadi impian kita.

Bantulah sebisa kamu, bantu para adik-adik merasakan pendidikan yang layak. Kamu bisa berdonasi di peduly.com. Peduly merupakan situs galang yang kegiatannya yaitu menggalang dana melalui offline maupun online. Untuk offline, kamu bisa menemukan fund raiser peduly di taman bungkul dan kodam Surabaya pada malam hari. Kamu juga bisa berdonasi melalui online dengan langsung membuka web peduly.com.

Cindi Claudia
Saya merupakan manusia biasa seperti Anda semua. Walaupun biasa, saya terus berusaha untuk menjadi bermanfaat bagi orang lain. Salah satunya menjadi bagian dari Peduly.com yang berusaha membantu orang-orang yang kurang beruntung dan membutuhkan uluran tangan dari kita.